News Update :


Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis



Pola makan, gaya hidup dan olah raga teratur, dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Penyakit ini selain dipengaruhi faktor gen juga dipengaruhi berbagai permasalahan yang dihadapi kaum wanita, seperti pengaruh hormonal yang adavdi dalam tubuh manusia. Untuk menghindari terjadinya osteoporosis kaum wanita harus senantiasa mempehatikan pola makan sehat, dan rajin berolah raga sehingga terhindar dari penyakit degeratif, terutama osteoporosis yang banyak menyerang masyarakat, khususnya kaum wanita.

Hal itu dikemukakan Dr Mulyono Sudirman, SpB,SpBO,MBA Dalam Seminar Deteksi Dini Osteoporosis yang diselenggarakan Klinik Nusantara Medical Center beberapa waktu lalu. Masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai, yaitu mencapai 19,7 persen, dan berada di urutan ke enam terbesar setelah China. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 14 provinsi, ditemukan lima provinsi dengan risiko osteoporosis tertinggi, yaitu Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Jawa Timur. Sedangkan risiko terendah berada di Kalimantan Timur.

MenurutMulyono, secara nasional Indonesia mengalami masalah kesehatan baru, yaitu permasalahan triple burden problem berupa berjangkitnya kembali penyakit lama (old problem) yang belum terpecahkan seperti meningkatnya kembali penyakit infeksi dan kurang gizi, penyakit lama yang muncul kembali (re-merging problem) seperti malaria, TBC dan diare serta timbulnya masalah baru (emerging problem) karena meningkatnya usia harapan hidup.


Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degenaratif dimana 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan untuk menderita osteoporosis, sedangkan pada pria insidennya lebih kecil yaitu 1 dari 7 pria. Biasanya penyakit keropos tulang ini menjangkiti sebagian besar wanita pasca menopause. Namun berdasarkan penelitian, wanita usia muda, yaitu 25 tahun meningkat risiko osteoporosisnya, sebagai akibat berubahnya gaya hidup masyarakat yang kurang mementingkan aktivitas fisik.

Dibandingkan dengan masyarakat di negara Afrika, densitas tulang masyarakat Eropa dan Asia lebih rendah, sehingga mudah sekali mengalami osteoporosis.

“Yang lebih menyedihkan lagi, komponen untuk menekan kejadian osteoporosis di Indonesia semuanya tersedia di Indonesia dengan mudah dan murah, seperti memperbanyak mengkonsumsi ikan teri, tahu dan tempe, tanpa harus seperti orang eropa yang banyak mengkonsumsi keju dan susu,”Tukas Sularto. Berdasarkan penelitian pakar Gizi, asalkan masyarakat Indonesia menerapkan dengan sungguh-sungguh pola makan Gizi seimbang atau empat sehat lima sempurna, ditambah dengan aktivitas fisik seperti olah raga.

Penyebab Osteoporosis

Penyebab Osteoporosis adalah adanya gangguan pada metebolisme tulang. Pada keadaan normal, sel-sel tulang, yaitu sel pembangun (Osteoblas) dan sel pembongkar (Osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi, seimbang, sehingga tulang terjadi utuh. Apabila kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas, maka kepadatan tulang menjadi kurang dan akhirnya keropos.

Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi, yaitu berkurangnya hormon estrogen , berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktif) pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya.

Osteoporosis terjadi secara diam-diam, tak bergejala dan baru disadari apabila kedapatan tinggi badan berkurang, postur tubuh bungkuk, atau tiba-tiba nyeri tulang, Nyeri tulang oleh adanya patah tulang yang sangat halus dan biasanya nyeri teratasi setelah 4-6 minggu.

Umumnya wanita usia lanjut dimulai pada masa menopause, dan pria dapat juga terserang osteoporosis sesudah berusia 70 tahun. Ada beberapa kondisi yang seseorang yang dapat terancam stroke, yaitu kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, yang tirah baring lama, apapun sebabnya dengan imobilisasi/inaktif, dengan terapi obat, dengan pola hidup tidak sehat, dan dengan berat badan kurang.

Untuk mengetahui terjadinya osteoporosis, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan seperti pengukuran kepadatan massa tulang dengan alat Desitometri, dan pemeriksaan laboratorium petanda biokimiawi osteoporosis.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya osteoporosis baik pada orang sehat maupun penderita stroke ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu cukupi asupan kalsium, cukup asupan vitamin D melalui pajjanan sinar matahari pagi atau sore sinar matahari akan mengubah pro vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi vitamin D, hidup aktif dengan cara malakukan aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan terhadap tulang, dalam bentuk perbanyak jalan.

Selain itu, hindari merokok, minum alkohol, waspada jika dalam garis keturunan ada yang menderita osteoporosis, dan lakukan pemeriksaan tes dini osteoporosis pada dokter saat menopause. Khusus untuk pasien stroke, ditambah dengan aktifitas fisik sedini mungkin pasca stroke atas paduan dokter, pertahankan aktifitas berjalan teratur setiap hari, dan kemungkinan mengkonsumsi obat bisfosfonay dapat mencegah osteoporosis pada pasien stroke.

Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria, melalui metode menabung kalsium dalam tulang untuk cegah Osteoporosis.

Agar diperoleh tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan.

Mengingat penderita stroke sangat rawan terhadap osteoporosis, sebaiknya unit rehabilitasi medik di beberapa rumah sakit yang menangani pasien stroke memasukkan pencegahan osteoporosis menjadi bagian integral dari program rahabilitasi pada pasien stroke.

Problem Osteoporosis

Karena penderita osteoporosis pada umumnya tidak berkeluhan dan baru diketahui setelah penderita patah tulang oleh trauma yang ringan, maka masalah yang timbul adalah biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih mahal mengobati penderita dengan mengobati patah tulang daripada mencegah timbulnya patah tulang osteoporosis, terutama pada wanita pasca menopause.

Pada saat ini wanita berusia 50 tahun mempunyai risiko 40 persen menderita patah tulang karena osteoporosis dikemudian hari. Karena itu deteksi dini dan tindakan pencegahan dini penting untuk mencegah terjadinya patah tulang akibat osteoporosis. Osteoporosis dapat diobati tetatpi keadaan tulangnya tidak bisa dikembalikan ke keadaan sebelumnya.

Problema yang disebabkan dapat diobati, kehilangan lanjutan dan perlemahan lanjutan dari tulang dapat diperlambat. Karenanya pencegahan primer merupakan tujuan yang penting. B5/D1

Sumber :
http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=3031

Anda sedang membaca artikel tentang Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis dan anda bisa menemukan artikel Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis ini dengan url http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/02/menabung-kalsium-dalam-tulang-untuk.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Menabung Kalsium Dalam Tulang Untuk Cegah Osteoporosis sebagai sumbernya.

Share on :
Bookmark and Share
| | 3 comments



Artikel Terkait

 

Page Rank Check

Technology Blogs