Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas total 1.904.569 km2 dan 17.508 pulau di dalamnya. Dengan luasnya besar wilayah yang dimiliki oleh Indonesia, merekapun dituntut untuk memiliki kekuatan bersenjata yang besar dan juga kuat untuk dapat melindungi seluruh wilayahnya dengan baik. Indonesia memang telah memiliki kekuatan bersenjata berupa TNI dan Polri namun semenjak terjadinya insiden pelanggaran HAM oleh TNI di Timor Timur, Amerika Serikat yang merupakan pemasok senjata utama bagi TNI-pun akhirnya memberlakukan embargo senjata terhadap Indonesia. TNI pun bagaikan "singa ompong" akibat diberlakukannya embargo tersebut. Tanpa senjata dan amunisi yang cukup TNI dan Polri sebagai jantung pertahanan Indonesia pun menjadi tak bertaring. Berbagai pelanggaran kedaulatan pun terjadi di seantero wilayah kesatuan Republik Indonesia. Para pelanggar seakan dapat berlaku seenaknya tanpa perlu kawatir akan adanya tindakan tegas dari aparat keamanan Indonesia. Hal inilah yang lantas mengawali inisiatif dari pemerintah untuk kemudian memaksimalkan kinerja PT. Pindad yang akhirnya menjadi perusahaan perseroan pada 2002.
Demi mendukung kinerja TNI dan Polri serta mewujudkan terciptanya kemandirian militer di Indonesia, Pindad pun lalu dituntut untuk dapat memproduksi sendiri senjata-senjata yang dibutuhkan oleh militer di Indonesia. Berbagai senjata pun berhasil di produksi dengan baik oleh perusahaan senjata Indonesia ini diantaranya yaitu senapan serbu (SS) 1, SS2, pistol P1 dan P2, revolver R-1, meriam 105 Pindad, sampai dengan kendaraan taktis militer seperti APC (Armoured Personal Carrier) dan Panser 6x6 Canon. Bahkan saat ini PT. Pindad sedang berkonsentrasi dalam proyek kapal perang jenis landing platform dock 125 meter bekerja sama dengan PT. PAL di Surabaya.
Demi mendukung kinerja TNI dan Polri serta mewujudkan terciptanya kemandirian militer di Indonesia, Pindad pun lalu dituntut untuk dapat memproduksi sendiri senjata-senjata yang dibutuhkan oleh militer di Indonesia. Berbagai senjata pun berhasil di produksi dengan baik oleh perusahaan senjata Indonesia ini diantaranya yaitu senapan serbu (SS) 1, SS2, pistol P1 dan P2, revolver R-1, meriam 105 Pindad, sampai dengan kendaraan taktis militer seperti APC (Armoured Personal Carrier) dan Panser 6x6 Canon. Bahkan saat ini PT. Pindad sedang berkonsentrasi dalam proyek kapal perang jenis landing platform dock 125 meter bekerja sama dengan PT. PAL di Surabaya.
PT. Pindad tidak hanya berfungsi untuk memasok senjata bagi kebutuhan dalam negeri saja. Seiring dengan membaiknya kualitas dari senjata-senjata yang di produksi oleh Pindad (senjata Pindad terbaik di Asia Tenggara), pesanan-pesanan dari luar negeripun berdatangan. PT. Pindad saat ini telah mengekspor senjata-senjata hasil produsinya ke beberapa negara. Beberapa waktu ini mungkin kita telah mendengar tentang kasus kesalah pahaman oleh pihak bea cukai Filipina mengenai kapal kontainer berisikan 15 kotak senjata SS1 produksi Pindad. Pihak Filipina menduga bahwa senjata-senjata tersebut merupakan senjata selundupan dari Israel (saking bagusnya senjata produksi Pindad kali ya? he..), padahal senjata-senjata tersebut sebenarnya merupakan senjata pesanan pemerintah Mali kepada Pindad hanya saja kapal kontainer tersebut lebih dahulu berlabuh di Filipina untuk menurunkan beberapa senjata genggam pesanan Filipina.
|
|
Labels:
Indonesia
0 comments:
Komentar di: Pindad dan bisnis senjata Indonesia
Berkomentarlah dengan sopan dan pastikan komentar anda bukan spam. Komentar spam akan dihapus.