Protozoa hidup di air tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air
laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam
tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati. Protozoa
merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis.
Segalaaktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu,
Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat
berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual
dilakukan dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi.
Protozoa dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau
Sarcodina (berkaki semu), Actinopoda, Foraminifera, Flagellata atau
Mastigophora (bercambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa
(penghasil spora). Akan tetapi, yang dibahas dalam bab ini hanya empat
filum, yaitu sebagai berikut.
1. Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki Semu)
kaki semu (pseudopodia). Salah satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba
sp.
Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam
Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella. Keduanya merupakan
Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang.
Amoeba
Bentuk tubuh Amoeba dapat berubah-ubah. Ia bersel satu dan
hidup bebas di tempat-tempat yang becek, berair, dan mengandung
makanan. Isi sel telah dilindungi oleh membran sel dan membran plasma
yang sekaligus berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat, pengeluaran,
pertukaran gas, alat gerak, dan penangkap rangsang yang berasal dari
luar tubuhnya. Sel berisi sitoplasma yang terdiri dari sitoplasma bagian
luar yang kental (ektoplasma), sitoplasma bagian dalam yang encer
(endoplasma), dan sebuah inti sel.
Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil
makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah
makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma
bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan.
Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola.
Makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan
diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berupa cairan
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut.
Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa
melalui tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti
sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan
inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama
akan putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak
ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan
sel, enam belas sel, dan seterusnya. Pada keadaan yang tidak menguntungkan,
Amoeba dapat membentuk dirinya menjadi kista. Jika
keadaan luar telah membaik, kista Amoeba akan pecah dan Amoeba
akan keluar untuk memulai kembali hidupnya.
Ada Amoeba yang dapat hidup bebas dan ada pula yang hidup
sebagai parasit pada hewan atau manusia. Amoeba yang hidup sebagai
parasit ini biasa disebut dengan Entamoeba. Misalnya, Entamoeba yang
menyebabkan penyakit, seperti Entamoeba histolytica, berparasit dalam
usus manusia. Entamoeba hystolytica masuk ke dalam usus melalui
makanan yang tidak higienis, mungkin tidak ditutup, terkena debu, atau
dihinggapi lalat. Penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica
adalah diare.
Untuk mencegah diare, hindarilah memakan makanan yang tidak
bersih dan tidak ditutup. Kita harus berhati-hati terhadap penyakit ini
karena meskipun sudah sembuh, kista Amoeba mungkin saja tertinggal
di dalam tubuh, bahkan dapat mencapai hati. Selain Entamoeba
histolytica, ada Entamoeba ginggivalis yang hidup sebagai parasit di
dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan penyakit radang dan gusi
berdarah. Entamoeba ginggivalis ini dapat hidup di sela-sela gigi yang
kotor. Agar tidak sampai terserang, gosoklah gigi setelah selesai makan
dan sebelum tidur.
2. Kelompok Flagellata atau Mastigophora (Bercambuk)
Flagellata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu
cambuk (flagela). Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan
tumbuhan. Flagellata dapat hidup bebas di dalam air atau sebagai parasit
pada makhluk hidup lain, seperti Trypanosoma dan Trichomonas.
Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodiense menyebabkan
penyakit tidur yang disebarkan oleh gigitan lalat Tse-tse.
Ketika lalat menggigit, lalat juga mengeluarkan air liur yang
mengandung Trypanosoma untuk mencegah pembekuan darah. T. evansi
merupakan penyebab penyakit sura pada hewan. T. cruzi merupakan
penyebab penyakit nagana pada sapi dan kerbau. Pada Trichomonas
terdapat tiga flagel atau lebih. Trichomonas vaginalis yang menyerang
vagina dapat menyebabkan keputihan.
3. Kelompok Ciliata (Berambut Getar)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut
getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada
membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat
bergerak bebas ke segala arah di dalam air.
Bentuk tubuh Ciliata adalah oval, tidak berubah-ubah. Mereka biasa
hidup di rawa, sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak
mengandung bahan organik.
Contoh Ciliata yang hidup bebas adalah Paramaecium sp.,
sedangkan yang hidup berparasit adalah Nyctoterus ovalis, hidupnya
menumpang di usus kecoa. Ada juga Ciliata yang hidup di air tawar,
yaitu Stylonichia (hidup di perairan yang banyak mengandung sampah
organik), Didinium (hidup di perairan yang mengandung Protozoa), Stentor
(hidup di perairan sawah yang mengandung bahan organik), dan
Vorticella.
Paramaecium caudatum
Paramaecium caudatum adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk
selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom
(celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel.
Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti
besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna
makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa).
Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan
cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya
sangat cepat.
Paramaecium caudatum dapat berkembang biak secara aseksual
dengan membelah diri menjadi dua anak sel (pembelahan biner) dan
secara seksual dengan konjugasi. Konjugasi didahului dengan pertukaran
inti antara dua individu lalu berpisah dan masing-masing membelah
menjadi dua individu.
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai
mulut sel. Pada saat bergetar, rambut di sekitar mulut sel akan bergetar
pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air pada mulut sel. Air
yang masuk dan keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan
organik atau bahan makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di
dalam mulut sel. Makanan yang terkumpul akan masuk dalam sitofaring
(kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di
dalam sitoplasma. Sisa makanan padat dikeluarkan melalui membran
plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan dikeluarkan melalui
vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.
4. Kelompok Sporozoa (Penghasil Spora)
Tidak seperti Rhizopoda, Ciliata, dan Flagellata yang telah
mempunyai alat gerak, Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sporozoa
hidup sebagai parasit pada makhluk hidup lain. Contoh makhluk hidup
yang termasuk dalam Sporozoa adalah Plasmodium malariae dan
Plasmodium vivax. Plasmodium hidup sebagai parasit pada tubuh manusia
yang menyebabkan penyakit malaria. Makanannya adalah sel darah
merah. Penularan malaria terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan
spora terjadi di dalam tubuh manusia dan berkembang biak secara seksual
dengan pembentukan gamet. Peleburan gamet jantan dan gamet betina
terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Contoh lainnya adalah Babesia dan Theileria. Babesia bigemina
menyebabkan penyakit demam Texas dan Theileria parva menyebabkan
penyakit demam Pantai Timur (Afrika).
|
|
Labels:
Materi Pembelajaran
0 comments:
Komentar di: Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)
Berkomentarlah dengan sopan dan pastikan komentar anda bukan spam. Komentar spam akan dihapus.