1. Ciri-Ciri Ganggang Biru
Seperti halnya bakteri, ganggang biru juga merupakan organisme
yang belum bermembran dan belum memiliki beberapa macam organel
(mitokondria dan plastida) seperti yang telah dimiliki sel eukariotik.
Ganggang biru merupakan salah satu contoh Eubacteria negatif, ada
yang bersel satu dan ada yang berkoloni bersel banyak membentuk
untaian beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih sederhana,
berwarna biru kehijauan, serta mengandung klorofil a (autotrof) dan
pigmen biru (fikosianin). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, bukan
pada kloroplas. Dengan adanya klorofil ini, ganggang biru dapat
melakukan fotosintesis dan dapat membedakannya dengan bakteri.
Umumnya, ganggang ini dapat mengikat nitrogen di udara. Pengikatan
ini dilakukan oleh sel heterosista yang berbentuk benang, tetapi bisa
juga bersifat racun karena mengeluarkan toksin yang dapat mematikan
makhluk hidup lain di sekitarnya.
Dalam tubuh ganggang biru, tidak ditemukan inti dan kromotofora.
Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang
kadang-kadang berlendir. Dinding lendir ini berlekatan dengan plasma.
Di tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung
asam dioksi-ribonukleat dan ribonukleat. Kedua asam nukleat ini
terkumpul di tengah sitoplasma seperti inti dalam tumbuhan tinggi.
Kromosom belum tampak dan belum bermembran plasma.
Ganggang biru dapat hidup di atas tanah lembap, batu-batuan,
kulit kayu, air tawar, air laut, dan dapat menempel pada tumbuhan
atau hewan.
2. Cara Reproduksi Ganggang Biru
Seperti halnya bakteri, ganggang biru juga berkembang biak dengan
pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat
berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora
khusus yang disebut akinet. Fragmentasi merupakan cara berkembang
biak dengan jalan memutuskan salah satu bagian tubuh ganggang dan
membentuk fragmen-fragmen. Fragmen tersebut kemudian akan
berkembang menjadi individu baru.
Pembelahan sel terjadi pada ganggang biru bersel tunggal,
sedangkan fragmentasi terjadi pada ganggang biru yang berbentuk
filamen.
Beberapa ganggang biru dapat membentuk akinet yang berdinding
tebal sehingga dalam kondisi yang kurang menguntungkan (kondisi gelap,
kekeringan, sangat dingin) spora akinet dapat bertahan hidup jika kondisi
lingkungan telah membaik, dinding spora tersebut akan pecah dan isinya
akan berkecambah membentuk individu baru.
3. Peranan Ganggang Biru bagi Manusia
Ganggang biru ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan
bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh ganggang biru yang
menguntungkan, antara lain, Gloeocapsa, Nostoc, dan Anabaena yang
dapat menangkap nitrogen di udara. Misalnya, Anabaena azollae dapat
bersimbiosis dengan Azola pinnata sehingga Azola pinnata banyak
mengandung amonia yang dapat menyuburkan tanah dan menguntungkan
petani karena dapat dijadikan pupuk hijau atau nitrogen. Selain itu, ada
80 Biologi Kelas X
juga ganggang biru yang merupakan sumber protein yang bergizi tinggi,
yaitu Spirulina.
Beberapa contoh ganggang biru yang merugikan adalah Anabaena
flosaquae dan Microcytis yang menyebabkan kematian makhluk hidup
dalam air. Ganggang biru yang menempel pada tembok atau batu dapat
menyebabkan pelapukan.
Seperti halnya bakteri, ganggang biru juga merupakan organisme
yang belum bermembran dan belum memiliki beberapa macam organel
(mitokondria dan plastida) seperti yang telah dimiliki sel eukariotik.
Ganggang biru merupakan salah satu contoh Eubacteria negatif, ada
yang bersel satu dan ada yang berkoloni bersel banyak membentuk
untaian beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih sederhana,
berwarna biru kehijauan, serta mengandung klorofil a (autotrof) dan
pigmen biru (fikosianin). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, bukan
pada kloroplas. Dengan adanya klorofil ini, ganggang biru dapat
melakukan fotosintesis dan dapat membedakannya dengan bakteri.
Umumnya, ganggang ini dapat mengikat nitrogen di udara. Pengikatan
ini dilakukan oleh sel heterosista yang berbentuk benang, tetapi bisa
juga bersifat racun karena mengeluarkan toksin yang dapat mematikan
makhluk hidup lain di sekitarnya.
Dalam tubuh ganggang biru, tidak ditemukan inti dan kromotofora.
Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang
kadang-kadang berlendir. Dinding lendir ini berlekatan dengan plasma.
Di tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung
asam dioksi-ribonukleat dan ribonukleat. Kedua asam nukleat ini
terkumpul di tengah sitoplasma seperti inti dalam tumbuhan tinggi.
Kromosom belum tampak dan belum bermembran plasma.
Ganggang biru dapat hidup di atas tanah lembap, batu-batuan,
kulit kayu, air tawar, air laut, dan dapat menempel pada tumbuhan
atau hewan.
2. Cara Reproduksi Ganggang Biru
Seperti halnya bakteri, ganggang biru juga berkembang biak dengan
pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel, ganggang biru juga dapat
berkembang biak dengan cara fragmentasi dan pembentukan spora
khusus yang disebut akinet. Fragmentasi merupakan cara berkembang
biak dengan jalan memutuskan salah satu bagian tubuh ganggang dan
membentuk fragmen-fragmen. Fragmen tersebut kemudian akan
berkembang menjadi individu baru.
Pembelahan sel terjadi pada ganggang biru bersel tunggal,
sedangkan fragmentasi terjadi pada ganggang biru yang berbentuk
filamen.
Beberapa ganggang biru dapat membentuk akinet yang berdinding
tebal sehingga dalam kondisi yang kurang menguntungkan (kondisi gelap,
kekeringan, sangat dingin) spora akinet dapat bertahan hidup jika kondisi
lingkungan telah membaik, dinding spora tersebut akan pecah dan isinya
akan berkecambah membentuk individu baru.
3. Peranan Ganggang Biru bagi Manusia
Ganggang biru ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan
bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh ganggang biru yang
menguntungkan, antara lain, Gloeocapsa, Nostoc, dan Anabaena yang
dapat menangkap nitrogen di udara. Misalnya, Anabaena azollae dapat
bersimbiosis dengan Azola pinnata sehingga Azola pinnata banyak
mengandung amonia yang dapat menyuburkan tanah dan menguntungkan
petani karena dapat dijadikan pupuk hijau atau nitrogen. Selain itu, ada
80 Biologi Kelas X
juga ganggang biru yang merupakan sumber protein yang bergizi tinggi,
yaitu Spirulina.
Beberapa contoh ganggang biru yang merugikan adalah Anabaena
flosaquae dan Microcytis yang menyebabkan kematian makhluk hidup
dalam air. Ganggang biru yang menempel pada tembok atau batu dapat
menyebabkan pelapukan.
|
|
Labels:
Materi Pembelajaran
0 comments:
Komentar di: Ganggang Biru (Cyanobacteria)
Berkomentarlah dengan sopan dan pastikan komentar anda bukan spam. Komentar spam akan dihapus.